NGAWI - Tenaga kesehatan tidak boleh alergi dengan media dan sudah semestinya mengikuti perkembangan informasi yang beredar. Karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi akan mengadakan pelatihan jurnalistik bagi tenaga promosi kesehatan dan tenaga Puskesmas. "Selama ini kami juga merasa perlu mengemas promosi kesehatan yang populer dan mudah diterima kalangan masyarakat luas serta penyebarluasan informasi mengenai dinkes dan dunia kesehatan," kata Sayuti, salah satu petugas bidang promosi kesehatan Dinkes Ngawi.
Majunya kesehatan tak dapat dilepaskan dengan peran serta masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang bersih dan sehat. Untuk tujuan ini, sosialisasi penting dilakukan agar masyarakat awam dapat memahaminya. "Dasar-dasar jusnalistik kami rasa diperlukan agar pesan kesehatan yang kami laksanakan dapat sampai ke masyarakat secara mudah dan tepat pemahamannya," kata Sayuti.
Rencananya Dinkes Ngawi akan menggandeng Radar Madiun untuk pelatihan jurnalistik bagi tenaga promosi kesehatan dari tingkat dinas dan Puskesmas yang direncanakan akhir Maret mendatang. Selama ini beberapa program penting yang harus disosialisasikan pada masyarakat berkaitan dengan dunia kesehatan misalnya pola hidup bersih sehat, peningkatan gizi keluarga, pencegahan penyakit menular dan sebagainya. "Banyak dari program kesehatan pada intinya membutuhkan kemasan promosi yang bagus dan dapat sampai ke masyarakat, karena itu diperlukan pengetahuan lain seperti halnya mengenal jurnalistik," kata Sayuti.
Kebutuhan pengenalan jurnalistik juga dirasakan penting oleh Kepala Bidang Gizi Dinkes Ngawi dr Pujiono. Dia menyatakan saat ini banyak program kesehatan masyarakat yang harus disampaikan dengan cara yang mudah dipahami masyarakat. "Penting memahami dasar jurnalistik bukan hanya untuk menjadi wartawan namun juga untuk menyampaikan program agar mudah dipahami masyarakat," ujarnya. (ari) Jawapos -