NGAWI - Masalah kesehatan dikhawatirkan oleh sebagian besar korban banjir yang kemarin mulai pulang ke rumah mereka. Hujan yang sempat berhenti sepanjang hari Jumat sempat turun lagi kemarin lagi namun tak berlangsung lama dan melegakan bagi para korban. Air pun sudah tidak lagi menggenangi beberapa lokasi dataran rendah dan bertepian dengan sungai di wilayah kota.
Aktifitas warga di semua lokasi banjir diisi dengan bersih-bersih rumah dan perabotan. Namun gangguan kesehatan seperti gatal dan ancaman nyamuk membuat mereka was-was. "Sebenarnya kami sudah capek setiap tahun kebanjiran, apalagi bulan Februari saja sudah 2 kali," kata David, salah satu warga Mulyorejo, Kelurahan Karangtengah.
Acara bersih-bersih rumah yang dilakukan warga kemarin mulai menurunkan perabotan sampai mengepel dan mencuci segala perlengkapan. Tak mengherankan bila banyak kaum lanjut usia yang mengeluhkan sakit, terserang flu dan kelelahan. Ini membuat kaum lansia menyerbu layanan kesehatan yang dilakukan para petugas Dinkes setempat. "Nanti setelah dua minggu banjir surut, penyakit akibat nyamuk biasanya juga turut mengancam," katanya.
Surutnya banjir dan pemeriksaan kesehatan disambut syukur warga. Mereka berharap secara rutin akan diadakan pelayanan kesehatan gratis untuk mengantisipasi gangguan kesehatan pasca bencana itu.
Sementara itu, kerugian akibat banjir belum bisa dikalkulasi namun sejumlag daerah pertanian di Kwadungan dan Geneng mengeluhkan padi hibrida yang mudah ambruk akibat tergenang air. Di Kasreman, benih padi hibrida bantuan yang memasuki masa panen banyak yang rusak akibat ambruk. Hal ini membuat sebagian besar petani juga was-was hasil produksi mereka menurun pada musim ini.
Asli dari Jawapos
Di posting kembali di Info Ngawi Media