NGAWI - Bantuan pembaca Jawa Pos untuk lembaga sekolah korban banjir di Ngawi kembali diserahkan. Bantuan kali ini berupa cat tembok untuk membantu lembaga sekolah setingkat SD dan MI di 30 sekolah. Meliputi wilayah Pangkur, Geneng dan Kwadungan.
Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan kemarin (27/6) di SDN Simo Kecamatan Kwadungan oleh Pimpinan Redaksi Radar Madiun M Arif Widiyanto. "Hadir dalam penyerahan ini Wakil Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Pendidikan Abimanyu, Kepala sekolah SD dan MI penerima bantuan dari Kwadungan, Geneng dan Pangkur serta perangkat desa setempat.
Menurut Eko Suwondo, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ngawi, bantuan cat ini sangat diperlukan bagi SD yang terkena banjir lalu. ''Kalau musim hujan, sekolah libur karena banjir bisa tiga kali sebulan. Banyak sekolah setelah banjir sudah melakukan pengecatan, namun belum seluruhnya sempurna,'' kata Eko.
Sedangkan Plh Kepala Dinas P dan K Ngawi, Abimanyu, mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan bantuan pembaca Jawa Pos pada lembaga SD dan MI di wilayah Ngawi.
Demikian juga menurut Wabup Ngawi sekaligus Ketua Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB), Budi Sulistyono. Wabup yang akrab disapa Kanang ini juga berterimakasih atas kepedulian pembaca Jawa Pos atas musibah banjir yang dialami Kabupaten Ngawi. ''Sumbangan Jawa Pos sudah tepat diwujudkan dalam bentuk barang yang langsung digunakan lembaga sekolah,"''kata Kanang.
Sementara itu, Pimred Radar Madiun, M Arif Wididanto menguraikan, sumbangan pembaca Jawa Pos ini diharapkan dapat meringankan beban sekolah setelah terjangan banjir. ''Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik dan menunjang suasana belajar mengajar di sini,'' kata Arif.
Sebelum bantuan cat diberikan, bantuan pembaca Jawa Pos juga sudah disalurkan di Dusun Ngompro Desa Ngompro berupa seragam dan alat rumah tangga total senilai Rp 10 juta. Juga bantuan rak buku dan papan tulis untuk 27 SD serta kursi dan bangku untuk 3 MI di wilayah Kwadungan, Geneng dan Pangkur senilai Rp 70 juta. Dan buku-buku bacaan non� buku mata pelajaran bagi SD.