Meski dikenal sebagai pembantai yang suka mengobankan sesamanya, bangsa Aztek ternyata sudah menguasai aritmatika dalam kesehariannya. Mereka telah menguasai sistem pecahan dan menggunakannya untuk menghitung dan menentukan formula pajak.
Hal tersebut terungkap dari hasil analisis terhadap Codex Vergara, dua manuskrip dari tahun 1540 hingga 1544, berisi kode-kode tulisan yang ditemukan di daerah Tepetlaoztoc, Meksiko. Catatan tersebut berisi denah tanah berikut ukurannya dan mungkin jumlah pajak yang harus dibayar pemiliknya.
“Teks kuno ini sangat rinci dan disusun dengan rapi karena pemilik tanah sering harus membayar upeti sesuai nilai hartanya,” ujar Maria del Carmen Jorge y Jorge, salah satu peneliti dari National Autonomous University, Meksiko City. Catatan matematis ini tidak hanya menggunakan kode matematika yang diketahui dikembangkan bangsa Aztek namun juga menggunakan gambar-gambar tubuh manusia sebagai lambang operasi aritmatika.
Sebelumnya, para ilmuwan telah mengungkap rahasia matematika bangsa Aztek yang bertumpu pada sistem penomoran vigesimal atau angka 20 sebagai unit satuan. Sebagai pembanding, perhitungan matematika saat ini menggunakan sistem desimal. Dalam aritmatika Aztek, satu titik setara dengan, satu garis setara dengan 5, dan simbol lain untuk 20 berikut kelipatannya.
Namun, dokumen Codex Vergara juga menggunakan gambar-gambar. Setidaknya mereka menggunakan tiga simbol, yakni hati, tangan, dan anak panah. Kelihatannya, gambar-gambar ini melambangkan angka pecahan.
Peneliti lainnya Barbara Williams dari University of Wisconsin-Rock County mengungkapkan bahwa ukuran ini ibarat inci dan kaki. Hati mungkin menggambarkan jarak antara ujung jari ke jantung atau setengah tangan, jarak ujung jari tangan kanan dan kiri.
Bangsa Aztek menggunakan satu unit panjang tanah sekitar 2,5 meter. Jika pengukuran sedikit lebih panjang, mereka menggunakan unit pecahan tersebut untuk menambahkan