Kamu pernah merasa tangan tiba-tiba seperti tersetrum?, padahal tidak sedang menyentuh benda-benda beraliran listrik? Misal, saat asyik mengetik, pergelangan tangan tak sengaja menyentuh meja. Eh, seperti tersetrum! Begitupun saat asyik duduk berpangku tangan dengan siku di atas meja, tiba-tiba siku hingga telapak tangan seperti tersengat listrik. Pernahkah juga salah satu kaki jadi kesemutan saat bersila? Cool
Jika ya…sebaiknya hati-hati. Bisa jadi, ini merupakan sinyal gangguan saraf. Jika dibiarkan dalam waktu lama, efek terburuk adalah kelumpuhan.! Tapi, jangan khawatir. Kamu tetap bisa kok untuk mencegahnya. Menurut dr H Moch Saiful Islam, Sp. S. dokter spesialis penyakit syaraf RSU Dr Soetomo Surabaya, tangan tersetrum secara tidak sengaja itu adalah hal yang sering terjadi. Demikian pula dengan kaki kesemutan. Banyak kejadian yang menyebabkan tangan tiba-tiba seperti tersetrum atau kaki kesemutan.
Memang, tidak terlalu mengganggu. Tapi pasti membuat kamu tidak nyaman dan menebak-nebak apa ya yang sebenarnya terjadi?? Cool
Gangguan
Saraf merupakan serat-serat yang menghubungkan organ tubuh dengan sistem saraf pusat yakni otak dan sumsum tulang belakang dan antar bagian sistem saraf dengan lainnya. Untuk mengatur rasa serta gerak, tubuh dikendalikan oleh saraf motorik.
Saraf sensorik untuk mengatur rasa, sementara saraf otonomik adalah yang memiliki hak otonomi untuk mengatur gerak maupun rasa, yang tidak dipengaruhi sensorik maupun motorik. Contoh organ yang diatur saraf otonomik adalah jantung yang tetap berdetak meski tidak diperintah saraf motorik dan sensorik.
Saraf motorik dan sensorik ini bekerja sama dengan sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf tepi atau perifer ini terdiri dari saraf radialis, ulnaris, medianus dan peroneus profundus. Ketiga saraf pertama berada di tangan dan yang keempat terletak di kaki.
Saraf radialis berada di atas, dari ibu jari hingga ketiak atas. Saraf ulnaris terletak di bawah, dari kelingking ke ketiak bawah. Sedangkan saraf medianus agak spesifik karena berada di tengah, melewati terowongan menuju ke karpal di telapak tangan. Atau tepatnya di pergelangan tangan bagian dalam dan menuju ke jari-jari tangan.
Tersetrum atau kesemutan ini terjadi akibat adanya sistem saraf yang terganggu. Gangguan yang biasanya muncul adalah pada:
* Saraf radialis
“Saat seperti tersetrum, bisa jadi yang terkena adalah saraf radialis atau ulnaris. Bagian itu secara tidak sengaja tersentuh dan timbullah reaksi itu.” Kata Saiful. Rasa seperti tersetrum itu sebenarnya tidak berbahaya. Tapi jika berlangsung terus menerus, tentu harus diwaspadai. Karena bisa mengakibatkan kelumpuhan atau kelainan tangan.
Biasanya ini terjadi karena saraf radialis terjepit, atau tertekan benda keras dalam jangka waktu lama. Berapa lama? Ehm tidak bisa ditentukan, tapi yang pasti lebih dari satu jam gitu dech…
Contoh perilaku yang bisa menyebabkan drop hand adalah tidur dengan meletakkan tangan dibelakang kepala. Atau tertidur sambil duduk, dengan ketiak di sandaran kursi.
* Saraf ulnaris
Sementara itu, kalau saraf ulnaris terganggu, bisa menyebabkan jari menekuk ke dalam telapak tangan lho! Atau nama lainnya claw hand. Jadi, telapak tangan menyerupai cakar burung yang tidak bisa dipulihkan kembali seperti sedia kala.
Gangguan ini biasanya terjadi karena terlalu lama meletakkan siku di meja. Selain itu tidur dengan posisi menyamping dan tangan dipakai untuk menyangga kepala. Kebiasaan mengemudi sopir bus atau truk besar juga memicu gangguan di saraf ulnaris.
“Pasalnya, setir untuk kendaraan-kendaraan besar seperti truk atau bus itu khan besar sekali. Sehingga tangan seringkali sopir meletakkan tangannya di kemudi dalam jangka waktu lama. Nah, jika itu berlanjut, maka tangan seperti tersetrum atau kesemutan. Kalau itu yang terjadi, well itu bisa jadi tanda-tanda kelumpuhan tangan,” papar dokter berkacamata ini.
* Saraf medianus
Untuk gangguan saraf medianus sedikit berbeda ketimbang dua lainnya, karena pada saraf medianus tidak terdapat fungsi motorik dan hanya sensorik, jadi yang terganggu adalah rasa. Sehingga, rasa tidak nyaman akibat saraf yang terganggu adalah nyeri berkepanjangan dan bukan kelumpuhan.
Gangguan yang biasa disebut sindroma kanal karpal ini adalah nyeri pada jemari dan telapak tangan. Kadang juga panas dan mengecilnya otot di sekitarnya.
Perilaku yang biasa menimbulkan gangguan saraf ini adalah aktivitas yang melibatkan telapak tangan, seperti menulis, mengetik, mengulek, memutar obeng, mencuci, menyapu, merajut dan sebagainya.
* Saraf peroneus
Gangguan selanjutnya adalah kelumpuhan pada kaki akibat saraf peroneus profundus. Kaki jadi seperti kaki ayam yang sedang melangkah, yaitu kaki tidak bisa menapak tanah dengan rata atau drop foot. Kaki juga tidak punya kekuatan untuk melangkah. Jadinya, untuk melangkah kaki diseret sebab memang tidak mungkin untuk melangkah secara normal.
Gangguan ini akibat seseorang sering duduk dengan menyilangkan kaki atau bisa juga karena sering cukup lama bersila.
Pengobatan
Sebelum mengobati kelumpuhan karena gangguan saraf, baik saraf radialis, ulnaris, maupun peroneus profundus, penderita haruslah melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ini dengan alat EMG atau Electromyogram.
Caranya, dengan menusukkan jarum ke bagian yang hendak diperiksa. Jarum itu disambung ke layar monitor dan dari sana di ketahui kondisi saraf yang sedang diperiksa. Dalam layar itu bisa dilihat bagaimana kondisi saraf seseorang. Apakah masih pada taraf normal atau harus melalui terapi.
“Untuk tahap awal, terapi ini harus dilakukan dokter. Tapi, setelah itu pasien dan keluarganya diberi pelatihan untuk melakukan terapi dirumah. Terapi ini disesuaikan dengan jenis kelumpuhan, apakah Drop hand, claw hand, atau drop foot,” lanjut Saiful.
Tapi perlu diperhatikan, sebelum dilakukan pengobatan, harus diperhatikan pengobatan, harus diperhatikan apakah kelumpuhan itu memang karena saraf yang terjepit atau karena sebab lain, seperti kencing manis atau kebiasaan minum-minuman keras.
Jika dua hal terakhir tidak ada, baru diperiksa dengan EMG.
Pencegahan
Mencegah lebi baik daripada mengobati. Untuk mencegah, kamu harus mewaspadai gejala-gejala tersetrum atau kesemutan. Jika dua hal itu terjadi, kamu harus segera melakukan gerakan tertentu untuk mengembalikan posisi saraf yang terganggu. Untuk masing-masing gangguan, ada cara tersendiri.
* Kelumpuhan tangan
Agar tangan tidak drop hand setelah tersetrum, gerakkan tangan ke atas dan kebawah. Lakukan berulang sampai efek listrik berkurang. Tidak perlu keras, tapi perlahan dan teratur.
* Kelumpuhan jari dan telapak
Untuk mencegah claw hand, usahakan setelah mengulek, memutar obeng, menyetir, atau kegiatan lainnya yang menggunakan pergelangan tangan, untuk membuka dan menutup telapak tangan. Lakukan pelan-pelan.
* Kelumpuhan kaki
Untuk menghindari drop foot karena kesemutan, usahakan untuk mengganti posisi kaki atau tangan. “Biasanya kesemutan terjadi karena duduk sambil menyilangkan kaki. Nah, kalau sudah kesemutan langsung ganti posisi. Biarkan kaki yang kesemutan langsung ganti posisi. Biarkan kaki yang kesemutan itu bebas sehingga darah kembali mengalir dan saraf kembali seperti semula, setelah beberapa saat terjepit,” kata Saiful.
Selain itu usahakan untuk tidur dengan posisi yang bagus. “Biasanya, kita terbangun jika tangan atau kaki kesemutan dalam kondisi puncak. Tapi lain kalau kita mabuk. Tidak bisa merasakan apapun selain mabuk itu sendiri. Jadi intinya, jangan tidur disaat mabuk –atau lebih tepatnya jangan mabuk!!! Pen.- karena kalau terjadi apa-apa saat tidur, kita tidak bisa berbuat apa-apa.” Tandasnya.
Cara lain untuk Menghindari…
* Mengetik dengan Pergelangan tangan tidak menyentuh meja
Hal ini tentu bisa dilakukan jika kamu mengetik di kursi yang tingginya proporsional dengan meja serta keyboard.
* Jangan biasa bertopang dagu
Selain terkesan pemalas, kebiasaan ini bisa membuat tangan kamu tersetrum. Begitu juga kebiasaan berdiri di samping meja sambil menopang badan dengan sebelah tangan. Itu adalah kebiasaan, jadi hindarilah
* Hindari tidur di atas karpet atau permukaan yang keras
Lebih baik tidurlah di permukaan yang empuk. Permukaan yang kasar membuat saraf lebih mudah tertekan sehingga kamu bisa terganggu. Apalagi ketika kamu tidak sadar dan melakukan gerak-gerakan yang tidak disadari dan cukup keras. Hal itu bisa menyebabkan terjadinya benturan. Dan benturan itu bisa menyebabkan gangguan saraf
Source: Ade. Tabloid Nyata hal 42 minggu III Juli 2007 –dengan penyesuaian edit-