NGAWI - Kuota siswa baru sekolah favorit di Ngawi sudah terpenuhi. Ini lantaran banyak siswa yang memiliki Nilai Ujian Nasional (NUN) tinggi menyerbu sekolah tersebut. Seperti SMPN 1 dan 2 serta SMAN 1 dan 2. ''Kalau sekolahnya bergengsi, biasanya sistem pengajarannya juga bagus,'' kata Haryono, salah satu orangtua siswa yang mendaftarkan anaknya di SMPN 2 Ngawi.
Di sekolah tersebut, ada 259 pendaftar. Namun hanya ada kuota 200 orang murid yang diterima untuk kelas reguler. Karena sebelumnya SMPN 2 sudah membuka kelas khusus melalui berbagai tahapan seleksi. ''Tahun ini SMPN 2 membuka satu kelas RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) berisi 30 siswa. Selain itu juga dua kelas dari penelusuran minat dan kemampuan (PMDK),'' kata Tohari, Kepala SMPN 2 Ngawi.
Untuk kelas khusus, penjaringan siswanya dilakukan melalui beberapa syarat. Diantaranya nilai rata-rata minimal pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA 7,5. Juga melalui tes tulis yang dilakukan sekolah, tes IQ serta lolos tes wawancara. ''Sedangkan untuk kelas regular, kami buka lima kelas, masing-masing isinya 40 siswa," kta Tohari.
Kemarin, batasan nilai terendah yang masuk pagu di SMPN 2 diumumkan pukul 11.00 yakni 24,40. Melihat batasan terendah nilai itu, ada 59 pelamar mengalihkan berkasnya ke sekolah lain. Bahkan ada yangjauh sebelum pengumuman berlangsung.
Sementara, di tingkat SMA sekolah favorit tetap terpusat di SMAN 1 dan SMAN 2. Di SMAN 1 misalnya batasan NUN terendah sesuai pagu 32,15 sedangkan di SMAN 2 batasan nilai terendah 31,75.
Atok Sunu Prastowo, Ketua PSB SMAN 2 Ngawi menyatakan, tahun ini ada 177 siswa yang diterima melalui pembukaan kelas regular. Mereka diterima karena hasil NUN mencukupi. ''Selain itu dari penerimaan jalur prestasi kami terima 6 dari 11 siswa yang melamar,'' kata Atok.
Sementara itu, para orangtua siswa yang sudah mencabut berkas kemarin langsung menyerbu SMP dan SMA lain yang masih berdekatan dengan daerah kota. Mereka harus berebut kecepatan karena batas memasukkan berkas pukul 12.00.
sumber Jawapos