NGAWI - Sudah lebih sepekan terakhir, gas elpiji di Ngawi langka. Selain sulit didapat harganya juga naik. Untuk tabung 15 kilogram, misalnya, bila sebelumnya dijual antara Rp 56 ribu-Rp 58 ribu per tabung, kini naik menjadi Rp 60 ribu sampai Rp 65 ribu.
Sejumlah toko yang biasa menjual elpiji mengaku sudah kehabisan stok sejak sepekan terakhir. "Kami biasanya antre dua hari, hari ini (kemarin, Red.) baru dijanjikan akan datang pasokan," kata Harjito, salah seorang penjual gas elpiji di Margomulyo kemarin (10/4).
Harjito mengaku pemesan tabung elpiji di tokonya sangat banyak sampai-sampai mereka rela antre. Setiap kali pasokan datang, hampir bisa dipastikan dalam tempo 1-2 hari sudah ludes. "Kesulitannya memang dari pasokan, kami antre di Surabaya 10 hari baru dapat, padahal dulu tidak begitu," ujarnya.
Kosongnya stok elpiji juga terlihat di UD Kisworo di Jalan Ahmad Yani. Sudah lebih dari sepekan, pasokan bahan bakar tersebut tak datang. Padahal pembeli banyak yang mempertanyakan. Stok di beberapa pangkalan elpiji di Ngawi juga tampak kosong.
Di toko Era Prima Jalan Teuku Umar misalnya, kemarin hanya tersedia 7 tabung elpiji, namun langsung diserbu para pembeli. Harganya Rp 65 ribu per tabung ukuran 15 kilogram. "Blue gas dan elpiji sama sulitnya mencari pasokan. Untuk toko kami biasanya bisa sampai 20 tabung, kini hanya kurang dari 10 setiap kali datang," kata Bintang, pemilik toko.
Di ini pasokannya masih agak terjamin walaupun jumlahnya jauh berkurang. Setiap dua hari sekali Bintang mengaku masih mendapat pasokan elpiji, namun hanya sekitar 6-7 tabung. "Harga tabung baru juga naik bila sebelumnya hanya sekitar Rp 350 ribu kini bisa Rp 500 ribu," ujarnya.
Kesulitan mencari gas elpiji tak urung membuat para ibu rumah tangga di Ngawi kelimpungan. Maklum, mencari alternatif bahan bakar juga bukan perkara mudah saat ini. Minyak tanah sudah makin berkurang akibat program pemerintah untuk konversi minyak tanah ke gas. (ari) - Jawapos