- FORUM SMADA NGAWI -
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


MEdia Ngobrol dan Informasi Smada / Smuda Ngawi...
 
IndeksIndeks  PencarianPencarian  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  

 

 Pilkada Jabar

Go down 
2 posters
PengirimMessage
Abushidqi
Lumayan Aktif
Lumayan Aktif
Abushidqi


Jumlah posting : 23
Lokasi : Bandung
Registration date : 31.01.08

Pilkada Jabar Empty
PostSubyek: Pilkada Jabar   Pilkada Jabar EmptyThu Feb 28, 2008 9:14 am

Telah dipastikan dalam pilkada jabar pertengahan April nanti diikuti oleh tiga pasangan cagub. Ketiga pasangan itu adalah Danny Setiawan - Iwan Ridwan Sulanjana (nomer urut 1), Agum Gumelar - Nu`man Abdul Hakim (nomer urut 2) serta pasangan Ahmad Heryawan - Yusuf Macan Effendi (nomer urut 3). Danny-Iwan diusung oleh partai Golkar dan Demokrat, Agum - Nu'man diusung oleh partai PPP, PKB, PDIP, PBB, PKPB, dan PDS, sedangkan pasangan HADE diusung oleh PKS dan PAN.

Dari tiga pasangan tersebut, ada salah seorang calon yang menarik dicermati, beliau adalah Ahmad Heryawan. Seorang politikus yang memiliki pemahaman keislaman yang tinggi. Sebuah cerita yang ditulis oleh salah satu almamater SMA kita (M.Muttaqwiati/ mbake Mamak) dalam buku "Bukan di Negeri Dongeng" tentang ustadz Ahmad Heryawan bisa menjadi gambaran kepada kita semua bagaimana sosok seorang Ahmad Heryawan dalam kehidupan sehari-harinya.

SANG PEMIMPIN BELANJA SAYUR

oleh : M.Muttaqwiati dalam buku "Bukan di Negeri Dongeng"

Pagi-pagi ba'da shubuh dan berbenah, seperti biasa acara rutin ibu-ibu adalah belanja. Demikian pula aku. Udara masih dingin kala itu. Kuturuni tangga kontrakanku. Kujumpai sebagian ibu-ibu berjalan menuju titik yang sama, tempat belanja! Tanah kapling di bawah kontrakanku masih banyak yang belum dibangun. Aku berjalan tepat di samping rumah ustadz Hidayat Nurwahid, Presiden Partai Keadilan. Dibelakang rumah beliau, rumput masih banyak tumbuh dan tanah sedikit berair menyisakan tanda-tanda rawa yang masih belum sepenuhnya tururuk.

Aku terus berjalan. Naik beberapa tangga, melalui pintu gerbang SDIT Iqro' Pondok Gede yang sudah terkuak. Rumah ustadz Rahmad Abdullah yang asri dan sederhana kulewati. Rumah yang tiap dua hari sepekan kusambangi sebab disitulah aku belajar tahsin pada istri beliau. Aku terus berjalan melalui beberapa rumah para aktivis da'wah hingga akhirnya sampailah ke tempat belanjaan.

Belum selesai aku memilih-milih, tiba-tiba muncul laki-laki yang dilingkungan kami sangat dikenal dan tidak asing. Beliau bersama putranya. Kemunculannya tentu sangat tidak diduga. Kami para ibu pun mempersilakan beliau untuk mendapat pelayanan terlebih dulu. Beliaulah satu-satunya laki-laki saat itu. Aku memperhatikannya. Subhanallah, tak ada kecanggungan.

Sesampai di rumah kuceritakan apa yang kulihat pada suamiku, dengan penuh kekaguman.

"Ya, begitulah yang terjadi dalam keluarga beliau. Saling ta'awun antara suami dan istri tanpa harus dibatasi oleh pemisahan pekerjaan yang kaku," komentar suamiku yang berinteraksi cukup intensif.

Esoknya aku menjalani rutinitas yang sama, belanja. Di jalan, aku berpapasan dengan laki-laki itu kembali, bersama putranya.

"Belanja ustadz?" aku sengaja menyapa.

"Iya, istri lagi sakit perut dan khodimah (pembantu) pulang," jawab beliau sambil tersenyum.

Aku mengangguk-angguk. Subhanallah, aku jadi teringat Ammar bin Yasir ketika menjabat sebagai gubernur. Beliau kadang belanja di pasar dan mengikat serta memanggul sayuran sendiri. Inilah profil yang perlu dijadikan teladan.

Laki-laki yang saya jumpai itu, yang belanja di tukang sayur itu adalah ustadz Ahmad Heryawan Lc. Beliau adalah ketua Partai Keadilan DKI Jakarta dan anggota DPRD DKI Jakarta. Saya tidak akan terheran-heran jika beliau belanja bersama istri dan anak-anaknya di Supermarket, yang bagi keluarga muda atau keluarga jaman sekarang hal yang biasa dan sangat tidak tabu. Tetapi ini harus berbelanja dan ikut antri dengan para ibu rumah tangga, walau pada akhirnya beliau dipersilakan untuk dilayani lebih dahulu.

Lagi-lagi dengan takjub saya menceritakan apa yang saya lihat kepada suami saya. Sebagai orang yang intensif bertemu dengan beliau bahkan banyak menimba ilmu kepada beliau, suami saya berkata,

"ustadz Heryawan memang subhanallah Dik. Sebagai muridnya, saya merasakan kedekatan. Ketika sholat jama'ah di masjid misalnya, beliau kadang-kadang secara tiba-tiba merangkul saya dari belakang. Saya juga beruntung mempunyai jadwal ronda dengan beliau."

Ya, suami saya memang beruntung, beliau mendapat jadwal ronda bersama ustadz Ahmad Heryawan dan ustadz Satori Ismail, sehingga pembicaraan kala ronda adalah pembicaraan-pembicaraan yang bermutu.

Ah...saya jadi menghayal, seandainya negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang berakhlaq mulia, yang mempunyai keharmonisan keluarga, yang dekat dengan anak dan istrinya, yang mempunyai hubungan baik dengan para tetangga, yang memuliakan wanita dan kaum papa, betapa indahnya dunia. Saya jadi teringat cerita sederhana dari istri beliau.

"Ayahnya Khobab (ustadz Ahmad Heryawan) sangat suka sayur lodeh nangka. Suatu saat beliau meminta saya untuk memasaknya. Begitu tahu bahwa ternyata membuat sayur lodeh nangka itu membutuhkan proses yang begitu lama, beliau pun berkata, "Sudah Bu, sekali ini saja. Kalau tahu bahwa prosesnya begitu lama, ayah tak akan meminta dibikinkan. Dari pada waktu demikian panjang hanya habis untuk bikin sayur, mending buat baca atau untuk mengerjakan yang lain."

Nampaknya sangat sederhana, namun saya melihat ada satu hal yang luar biasa, tersirat dalam ungkapan itu, pemberian peluang yang luas bagi berkembangnya istri.

Saya memang harus banyak belajar dari keluarga pimpinan saya yang sempat menjadi tetangga saya itu. Yang jika orang-orang terkenal memberikan tarif dalam ceramah-ceramahnya, beliau malah pernah menolak ceramah dengan bayaran cukup lumayan karena harus terikat dengan pola yang diterapkan penyelenggara. Maka jangan heran, jika kita mengundang beliau dan memberikan "amplop" dengan mengatakan uang transport, naka seluruh uang yang ada di dalam amplop itu akan beliau gunakan untuk membayar transportasi, dan tak menyisakan untuk kantong beliau sendiri.

Ah, itukah sibghoh Allah? Sebuah generasi yang dijanjikan oleh Allah dalam surat Al-Maidah:54 itu semoga kian dekat di sekitar kita, dan semoga memang sudah ada di sekitar kita.
____________________________________________________________________________________________

Itulah sebagian cerita tentang sosok Ahmad Heryawan, sebuah harapan baru diranah pasundan. Bagi yang mau menceritakan bagaimana dengan kehidupan calon pasangan gubernur jabar yang lain tafadhol.
Kembali Ke Atas Go down
Admin
Admin
Admin


Jumlah posting : 651
Age : 61
Lokasi : Nusantara Maya
Registration date : 29.01.08

Pilkada Jabar Empty
PostSubyek: Re: Pilkada Jabar   Pilkada Jabar EmptyThu Feb 28, 2008 6:50 pm

semoga bukan pemimpin yang ini itu yang akan terpilih..tapi benar - benar pemimpin yang sesungguhnya....
Kembali Ke Atas Go down
http://forum.smadangawi.net
 
Pilkada Jabar
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» PILKADA 2010

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
- FORUM SMADA NGAWI - :: INFORMASI :: Sosial Politik-
Navigasi: