Pelaku Diduga Mengalami Gangguan Jiwa
NGAWI - Penganiayaan berat dialami Sarwi, 65, warga Dusun Sukorejo, Desa Kedungharjo, Kecamatan Mantingan Kamis sore (26/6). Sarwi tewas beberapa saat setelah diinjak-injak dan ditendang oleh Abdi Santoso, 35, tetangganya. Abdi sendiri diduga mengalami gangguan jiwa.
Kejadian itu masih menyisakan kengerian bagi warga Sukorejo. Pasalnya, peristiwa itu dipicu oleh tindakan kasar Abdi pada ibu kandungnya, Pani, 65.
Abdi Santoso sudah sejak bertahun-tahun lalu dikenal labil jiwanya. Selama ini kalau sedang kambuh, dia biasanya marah-marah. Namun, tidak sampai mengamuk dengan membabi buta seperti yang dilakukan pada Pani dan Sarwi. Itu sebabnya, tetangga Abdi tidak menyangka kalau dia melakukan hal itu.
Menurut Kapolres Ngawi AKBP Edy S Tambunan melalui Kapolsek Mantingan AKP Sukisman, Kamis sore sekitar pukul 15.00, Abdi memukul dan menendang Pani, ibunya sendiri.
Pani yang saat itu sudah berada dalam cengkeraman Abdi tiba-tiba mendengar teriakan Sarwi, tetangganya. Waktu itu Sarwi berteriak meminta Pani melarikan diri. Rupanya, peringatan Sarwi yang rumahnya berhadapan dengan Abdi ini membuat pelaku naik pitam. ''Tersangka langsung melepaskan cengkeraman. Dan ibunya lari meninggalkan Abdi yang tengah mengamuk," kata Sukisman.
Dengan cekatan, Abdi ganti mendatangi Sarwi, menjambak rambut dan menyeret perempuan tua itu serta menginjak dan menendangnya hingga tak berdaya. Tubuh Abdi yang tinggi besar tak seimbang dengan tubuh Sarwi yang berumur.
Warga yang mengetahui penganiayaan itu berusaha menolong dan menghubungi pihak Polsek Mantingan. Dengan berbagai upaya dan bujukan, Abdi dapat diamankan polisi dan dibawa ke Mapolsek. Namun sayang, Sarwi yang terluka akibat penganiayaan itu nyawanya tidak tertolong. Sejak diamankan di Mapolsek Mantingan, kondisi Abdi Santoso labil dan membuat aparat Polsek Mantingan sangat kebingungan. Selain tak bisa diajak berkomunikasi dia juga selalu mengajak orang lain duel.
Tersangka juga terlihat bingung. Jeruji tahanan digedor sambil berteriak-teriak. Bahkan, petugas yang memberinya minuman pun ditantangnya. ''Minuman yang diberikan ditumpahkan, malah memilih minum air kencingnya sendiri," kata Sukisman.
Pihak kepolisian berencana melakukan pemeriksaan kejiwaan Abdi ke Solo. Tindakan mengamuk seperti yang dilakukan Abdi bukan hanya sekali terjadi.
Beberapa tahun lalu di Kedunggalar, seorang pemuda juga menganiaya neneknya hingga tewas. Pemuda itu tak diproses hukum dan kembali ke tengah warga walaupun menyisakan rasa ketakutan.
Tahun lalu, di Widodaren, Kecamatan Gerih, Simin, juga mengalami stress membacok tetangganya dan membuat seorang bayi meninggal serta dua lainnya luka berat. Simin pernah ditempatkan di Lapas Ngawi namun malah membuat warga Lapas lain ketakutan.
Warga Sukorejo, Kedungharjo sendiri berharap Abdi dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Mereka menolak datangnya Abdi yang terbukti sudah menyebabkan tetangganya sendiri tewas. ''Untuk menanggapi penolakan warga itu kami akan koordinasi dengan perangkat desa setempat,'' kata Sukisman.
Indeks 
