Juni 10, 2008 at 11:53 am | In iseng, jalan-jalan |
Hanya 16 tim nasional yang bertanding, tapi ada 33 negara yang ”menyumbangkan” pemain.
Dua belas persen pemain tidak membela bahkan mungkin harus mengalahkan negeri kelahiran mereka sendiri.
Jika tidak bermain demi nasionalisme, mereka akan bertanding demi hadiah uang 184 juta euro [sekitar Rp 2,852 triliun, kurs 1 euro = Rp 15.500], ini terbesar sepanjang Piala Eropa. Jumlahnya naik 55 juta euro dari Euro 2004. Hadiah maksimal untuk juara Euro 2008 adalah 23 juta euro.
Tim Inggris membawa segala hal buruk dalam sepak bola di Piala Dunia 2006: pemain jumawa, manajer penakut, dan sepak bola ”tanpa otak”. Jadi, atas nama kegembiraan, Euro 2008 lebih baik tanpa mereka.
Tak akan ada lagi istilah ”salah lawan” seperti pada Piala Dunia 2002, ketika Jerman menggilas Arab Saudi 8-0.
Tidak ada tim Euro 2008 yang memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pertama.
Tim Euro 2008, kecuali Rumania, memiliki paling tidak satu pemain yang merumput di klub Inggris.
Tidak ada manajer berkebangsaan Inggris pada klub papan atas Liga Inggris.
Hanya ada satu juara. Sejak 1984, tidak ada pertandingan memperebutkan gelar juara ketiga di Piala Eropa.
Di negara Swiss dilarang membanting pintu garasi dan jangan memotong rumput dengan mengenakan kostum Elvis Presley, itu pelanggaran hukum di Swiss.
Sumber: majalah Tempo